top of page

Waktu, Anak, Bahagia

Time spent with kids is like a limited edition, priceless watch – you can't buy it back Tahun 1929, sekretaris Albert Einstein kewalahan menjelaskan teori relativitas kepada para wartawan. Berbagai media berlomba-lomba mewawancarai si Jenius dan juga mencoba mendapatkan pernyataan dari orang sekitarnya termasuk sekretaris. Sebagai jalan pintas, Profesor Einstein menginstruksikannya untuk menjawab pertanyaan dengan analogi berikut: "Ketika Anda duduk bersama gadis yang menyenangkan selama dua jam, Anda pikir itu hanya satu menit. Namun, ketika Anda duduk di atas kompor panas selama satu menit, Anda pikir itu dua jam. Itulah relativitas."


Mari kita sepakat, hal yang menyenangkan disadari berlalu lebih cepat. Ketika seseorang menikmati momen atau merasa nyaman, waktu cenderung berlalu dengan cepat. Namun, ketika seseorang mengalami ketidaknyamanan atau rasa sakit, waktu terasa seperti merangkak. Pengalaman emosional dan fisik kita mempengaruhi persepsi kita terhadap relativitas waktu. Jika demikian, ada baiknya penjelasan gamblang Einstein harus diterima oleh kita yang mungkin enggan untuk menyelami lebih dalam teori dan rumus relativitas.


Dalam kesadaran kita akan waktu, pertanyaan mulai muncul: Sudahkah kita menciptakan cukup kenyamanan, merasa nyaman, atau menikmati waktu dan kebersamaan dalam hidup? Sangat menakutkan bahwa waktu tidak bisa diputar kembali, tidak ada yang bisa kembali dan mengubah realitas. Sedetik pun tidak.


Berpacu dengan waktu bagi orang tua merupakan pengalaman campur aduk penuh emosi. Ada rasa syukur, khawatir, haru, sedih, bangga, beragam. Setiap orang tua, dengan setiap anak, dengan pengalaman yang berbeda. Bagaimana tidak? Yang dahulu nyaman dalam dekapan sekarang seolah jari tak sampai, jari-jari tangan kecil dan tangannya menjadi tangan dengan cengkraman yang lebih kuat, kaki kecil menjadi langkah yang mantap, kata-kata yang terputus menjadi kata-kata yang lebih bermakna dari mulut kecil itu. Semuanya berubah seiring waktu.


Tidak setiap momen mudah dilewati. Harapan bahwa semua dapat berlalu dengan indah tidak sepenuhnya tercapai. Ada gesekan ada benturan. Namun selalu ada harapan yang menguatkan. Beriman bahwa semuanya dapat dilewati, waktu susah dan sakit yang seandainya dapat dipercepat atau waktu penuh kegembiraan yang diharapkan berlangsung selamanya. Dalam waktu kita penuh harap dan iman.


Seringkali kita tidak menyadari waktu yang berlalu. Ada kalanya kita terkejut dengan begitu cepat waktu berlalu. Padahal setiap hari kita lalui bersama. Mengapa kesadaran itu ada ketika dipicu oleh album foto di handphone, reminder media sosial ataupun ketika bertemu kerabat yang datang dengan kalimat “wah, sudah bertambah besar ya? rasanya dulu masih sekecil ini.”


Manusia kecil ini tumbuh dengan cepat. Waktu mereka yang panjang dan kita yang tidak abadi.

Di sini mari kita ambil napas dulu. Di jeda ini, kita renungkan, kita mesti sadar bahwa kita masih diberikan waktu untuk bersama dan bisa jadi waktu kita semakin sedikit, atau sebaliknya, tidak ada yang pasti.


Di tengah ketidakpastian ini, tidak tergantikan, setiap detik hanya berjalan maju dan berbeda. Mungkin ini saatnya kita menemani mereka secara sadar, sehingga setiap masa kita hayati dan setiap perubahan kita sambut.


Kita tahu ini akan sulit, karena dunia kita semakin kompleks. Dunia orang tua, dunia orang dewasa menuntut tanggung jawab kita tentang banyak hal termasuk tentang pekerjaan, pergaulan dan juga mengenai hal dasar; eksistensi kita. Dunia dew asa ini juga penuh kebebasan, kita bisa memilih, memilah, menjadikan suatu hal prioritas atau menunda. Dunia kita juga penuh dengan hal-hal yang kita beri label masalah, tantangan, minat, hobby, selingan, rehat. Sumpah, ini kompleks.


Mari kita lihat, dunia anak-anak kita. Dunia mereka masih begitu luas, masih banyak ruang untuk memori indah. Masih ada ruang untuk eksplorasi, berkreasi. Dunia mereka yang perlu kita tuntun, dunia mereka yang perlu kehadiran kita, dunia mereka yang perlu kita orang tua yang penuh cinta.


Dunia mereka perlu keterlibatan kita. Semua orang tua tahu menemani anak itu tidak mudah, terkadang akan diwarnai dengan intonasi yang meninggi, ada juga tangis dan tantrum, ada juga pertanyaan yang berulang atau pertanyaan yang sulit dijawab atau bahkan pertanyaan yang kita nilai sebaiknya tidak dijawab dengan gamblang. Tidak selamanya mulus, bukan berarti selamanya akan sulit. Kalau hari ini kita melihat mereka tumbuh gembira, tersenyum, dan masih dapat kita berbagi ciuman dan pelukan hangat, apalagi yang kurang?


Bisa jadi waktu bersama mereka berlalu cepat seperti menonton serial favorit di Netflix, atau mungkin terasa lama seperti menunggu panggilan di tengah antrian. Karena waktu itu relatif, mari kita nikmati setiap momen bersama anak-anak kita. Karena semua tidak akan terulang.





Sekaranglah waktunya.



Romana dari Ara Hope.


Recent Posts

See All
bottom of page